.

Tab

Sembunyi
    Gita Nuari

Saya diperintahkan untuk bersembunyi oleh kedua teman saya, Beno dan Aep. Katanya, saya sedang dicari oleh beberapa orang berbadan kekar dan berwajah seram. Ada urusan apa mereka mencari saya? Sungguh saya tak mengerti.

"Sudah, pokoknya kau jangan muncul dulu barang beberapa hari, situasinya cukup gawat. Aku tidak rela temanku diculik seperti yang sering terjadi baru-baru ini," tutur Beno, teman saya yang pertama kali menyuruh saya untuk bersembunyi.

"Benar Bim, kau harus hati-hati. Di era reformasi ini, banyak orang berlaku sewenang-wenang, main jarah, main culik, main bunuh. Aku tidak mau hal itu menimpa dirimu," sambung Aep membuat saya semakin tak mengerti.

"Iya, tetapi aku ingin tahu dulu masalahnya, kenapa orang yang tak kukenal itu berusaha mencari aku?"

"Aku juga kurang tahu, Bim. Tetapi kayaknya mereka tidak main-main. Mereka serius mau bikin perhitungan dengan kau!" tegas Beno.

"Aku bukan aktivis, Ben. Bukan pula orang dari golongan tertentu. Kalian tahu kan, kita cuma tukang asongan. Tukang menjajakan barang asongan di lampu-lampu merah? Kadang menjual koran, air mineral, sekali-kali ngamen kalau malas dagang, tak lebih dari itu."

"Ssstt, sudah! Jangan banyak omong. Keadaan sekarang benar-benar lagi gawat. Yang penting sekarang, kau harus sembunyi. Titik!"

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar